Tajen/Metajen
atau yang sering disebut gocekan pada wilayah Lombok, yang merupakan adat bali
turun temurun dari jaman kerajaan dahulu, dan masih bertahan hingga kini.
“GOCEKAN”
apa yang ada di benak anda dengan kata tersebut,,,,? Yaaaa kata tersebut
mewakili keperkasaan ayam-ayam jago yang sedang berkelahi bertumpah darah, dan
tak ada yang berbelas kasihan untuk melerai mereka, malah manusia-manusia yang
di katakana mahluk yang sempurna dengan membawa kelebihan pikiran diantara
mahluk lainnya, malah senang dan bergembira melihatnya.
“GOCEKAN”
di jadikan sebagai salah satu ajang judi besar oleh masyarakat Bali pada
umumnya dengan alasan melestarikan adat agar tak musnah. Hmmmm,,, saya sebagai
penulis hanya bisa tertawa mendengar alasan adat sebagai alasan dibalik
perjudian ini, malah sangat parah jika gocekan dianggap sebagai acara pencari
dana untuk dimasukan ke kas Pura, dan orang-orang yang mempunyai alasan-alasan
tersebut, bukanlah seorang yang pendidikannya lulusan SD atau PAUD yang tak
mengerti tentang agama, tapi mereka adalah seorang Tokoh Masyarakat yang telah
mempunyai Title dan berpendidikan tinggi, dengan bangga dan tegasnya mengatakan
alasan seperti itu, sungguh menggelitik di perut. Padahal sudah jelas-jelas
dari pendidikan paling bawah hingga tak ada ujungnya dalam agama khususnya
agama Hindu di jelaskan bahwa Hindu adalah agama yang mengenal adanya AHIMSA
yaitu Tidak Menyakiti/Tidak Membunuh, tentu gojekan bisa dikatakan bertentangan
dan sangat bertentangan dengan ajaran tersebut.
Bagaimana
Hindu menjadi agama yang besar di Indonesia jika penganut-penganutnya yang
telah paham dengan ajaran tersebut pura-pura tidak paham bahkan pura-pura tidak
tahu. Apa anda sebagai umat Hindu tidak malu di cemoh oleh penganut agama lain
bahwa Hindu dikatakan sebagai agama penjudi, penggocek, dan lain sebagainya.
Kalau saya pribadi saya sangant malu, malu sekali,,,, saya berulang kali
katakan pada mereka yang mencemoh agama Hindu bahwa Hindu adalah agama yang
sangat bersih dari judi dan dari hal-hal yang negatif, karena ajaran Hindu
adalah ajaran yang benar, yang salah adalah kandidat atau penganut Hindu
sendiri yang tak bisa menjalankan printah dari agam Hindu tersebut. Apa anda
sebagai orang Hindu tak mau memperbaiki diri untuk menjadikan Hindu benar
dimata masyarakat kebanyakan.
Jika
anda masih beralasan bahwa Gocekan adalah melestarikan adat, bagaimana dengan
agama? Apa anda tidak mau menjalankan perintah agama?
Wahai
orang-orang berintelektual tinggi, berjabatan tinggi, atau berkasta tinggi, saya
orang yang hina, tak berpendidikan dan tak mempunyai jabatan seperti anda-anda
tak mampu berdiskusi dengan anda, yang tak pernah menang dengan anda, tapi saya
yakin saya menang dihadapan Brahman.
TTD
Putrayasa
Hindu tak pernah memaksa anda untuk
melaksanakan perintahnya, tapi Hindu selalu ada untuk anda saat anda ingin
menjalankan perintahnya.
No comments:
Post a Comment